Sewaktu kuliah materi ini yang
kuperdebatkan dengan dosenku,,, aku awalnya ga' yakin, tapi ternyata bisa juga
diterapkan di penjas, cuma akhirnya berubah ke gaya yang lain yg disebut dengan
gaya diskoveri tertuntun.
terima kasih prof... ternyata ga' ada yg ga' mungkin di dunia ini.... (tapi kenapa aku dapat nilai B)....
akhirnya sambil minum kopi + dengarin celoteh tukul di TV, kubuatlah tulisan ini sambil mengingat-ngingat apa yang kuperdebatkan dengan dosenku dulu. Kesimpulannya seperti ini:
Ciri-cirinya.......
Gaya mengajar pemecahan masalah terdiri atas masukan informasi pemikiran, pemilihan dan respon. Masalahnya harus dirancang sehingga jawabannya bukan hanya satu jawaban. Bila demikian, gaya ini berubah menjadi gaya yang disebut diskoveri tertuntun.
Masalahnya dirancang dari yang mudah ke yang sukar. Misalnya, “apa perbedaan hasil lemparan bola dalam keadaan kedua kaki diam di atas lantai dengan hasil lemparan dalam posisi kedua kaki sambil bergerak?” Pertanyaan bisa semakin sulit. Misalnya, “bagaimana bentuk gerakan lanjutan kaki untuk menendang dalam sepak bola agar bola tidak melambung jauh diatas seperti kelas 5 dan 6 SD. Makin meningkat usia siswa, seperti sudah menginjak jenjang SLTP, maka mutu pertanyaannya pun kian meningkat. Pertanyaan seperti ini dimaksudkan untuk merangsang penalaran siswa.
Pelaksanaannya...
Langkah-langkah pelaksanaan gaya mengajar pemecahan masalah sebagai berikut:
terima kasih prof... ternyata ga' ada yg ga' mungkin di dunia ini.... (tapi kenapa aku dapat nilai B)....
akhirnya sambil minum kopi + dengarin celoteh tukul di TV, kubuatlah tulisan ini sambil mengingat-ngingat apa yang kuperdebatkan dengan dosenku dulu. Kesimpulannya seperti ini:
Ciri-cirinya.......
Gaya mengajar pemecahan masalah terdiri atas masukan informasi pemikiran, pemilihan dan respon. Masalahnya harus dirancang sehingga jawabannya bukan hanya satu jawaban. Bila demikian, gaya ini berubah menjadi gaya yang disebut diskoveri tertuntun.
Masalahnya dirancang dari yang mudah ke yang sukar. Misalnya, “apa perbedaan hasil lemparan bola dalam keadaan kedua kaki diam di atas lantai dengan hasil lemparan dalam posisi kedua kaki sambil bergerak?” Pertanyaan bisa semakin sulit. Misalnya, “bagaimana bentuk gerakan lanjutan kaki untuk menendang dalam sepak bola agar bola tidak melambung jauh diatas seperti kelas 5 dan 6 SD. Makin meningkat usia siswa, seperti sudah menginjak jenjang SLTP, maka mutu pertanyaannya pun kian meningkat. Pertanyaan seperti ini dimaksudkan untuk merangsang penalaran siswa.
Pelaksanaannya...
Langkah-langkah pelaksanaan gaya mengajar pemecahan masalah sebagai berikut:
- Penyajian masalah. Guru menyajikan masalah kepada siswa dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang merangsang untuk berfikir. Tidak ada penjelasan atau demonstrasi karena pemecahannya bersumber dari anak.
- Tentukan Prosedur. Para siswa harus memikirkan prosedur yang dibutuhkan untuk mencapai pemecahan. Bila usia anak masih muda seperti di kelas awal (kelas 1, 2, atau 3), maka persoalan yang diajukan juga lebih sederhana.
- Bereksperimen dan mengeksplorasi. Dalam bereksprerimen siswa mencoba beberapa kemungkinan cara memecahkan masalah serta menilai dan membuat sebuah pilihan. Ketika mencari-cari jawaban, anaklah yang menentukan arah pemecahannya. Sementara hanya berperan sebagai penasihat, seperti menjawab pertanyaan membantu, memberikan komentar, dan mendorong siswa. Namun, ia tidak mengemukakan jawaban. Waktu harus dirancang cukup untuk mencari jawaban.
- Mengamati, mengevaluasi, dan berdiskusi. Setiap anak perlu memperoleh kesempatan untuk mengemukakan jawaban dan mengamati apa yang ditemukan siswa lainnya. aneka macam hasil temua dapat dipertunjukkan oleh anak secara perorangan, kelompok kecil, rombongan yang agak besar, atau bagian dari kelas. Diskusi terpusat pada pengujian pemecahan yang khas.
- Penghalusan dan perluasan. Setelah mengamati pemecahan yang diajukan siswa
lainnya dan mengevaluasi alasan di balik pemecahan yang dipilih, apa yang perlu
dilakukan. Setiap anak memperoleh kesempatan untuk bekerja kembali melakukan
pola geraknya, menggabungkan satu gagasan dengan gagasan lainnya.